Monday, April 21, 2008

Catatan Kuliah 1 "Hari Yang Aneh"

Hari ini, Senin, 21 April 2008. Kairo benar-benar membara. Tidak tanggung-tanggung, suhu udara mencapai 45 derajat celcius. Memang kejadian yang sungguh aneh. Perubahan cuaca yang sangat cepat. Perasaan kemaren masih musim dingin deh. Tiba-tiba bumi menjadi terasa terbakar. Dengan segala tekat, aku mencoba beranjak dari rumah menuju kuliah. Dengan langkah gontai aku mencoba meminggul tas yang sungguh terasa berat ini. Sangat berat rasanya. Di saat-saat yang panas ini, memang yang paling enak adalah merebahkan badan di rumah. Seluruh energi banyak terkuras karena panasnya udara.

Pukul 09.30 am. aku menuju halte bus. Sejak dari rumah aku telah memperkirakan akan terlambat mengikuti perkuliahan. Apes-apesnya gak boleh masuk kelas, solusinya jalan-jalan ke perpustakaan aja. Dari pada mondar-mandir gak jelas menunggu mata kuliah selanjutnya. Setibanya di kuliah, memang aku terlambat. Temam-teman telah berjubelan mengisi ruangan. Akan tetapi,.... dosennya belum hadir. Memang aneh. Dosen yang begitu disiplinnya sampai terlambat masuk kelas. Uhh,.. barang kali lagi macet di jalan,... dalam pikiran nakalku mulai menerka keberadaan dosen saat itu. Hmm,... barang kali mereka males masuk karena cuaca yang sangat panas. Mereka yang penduduk asli aja tidak kuat merasakan panasnya, apalagi kita yang dari Indonesia.

Dugaanku ternyata meleset. Para dosen tetap konsisten dengan tugasnya. Aku mengikuti perkuliahan hingga selesai. Aduh,.. aku belum solat Dhuhur. Segera aku lari ke kamar mandi musholla kampus. Weleh-weleh,... ternyata air disini mati. Aku mengurungkan niatku untuk solat Dhuhur di musholla kampus. “Eh,.. cepetan,... waktu Dhuhur dah mo selesai!” teriak seorang teman sembari mengajak menuju mesjid al-Azhar. Yang kita dapati adalah hal yang sama. Air di mesjid ini mati. Mesjid segede ini kok bisa mati air. Untuk bukan pas hari jum’at. Bisa-bisa ribuan jama’ah pada kebingungan tepat wudhu. Dengan cuaca yang begitu panas,... sarana untuk menyegarkan diri dengan air justru mati. Gimana coba kalau di neraka (naudzubillahi min dzalik).

Ya udah deh,... sholat di rumah saja. Dihitung-hitung dengan perjalanan kita masih mempunyai waktu luang tuk sholat. Menunda-nunda sholat memang tidak baik. Namun keadaannya memang sangat tidak mendukung.

Dorr,...... sebuah mobil taxi tradisonal Mesir meledak di tengah-tengah jalan menuju kampus. Orang-orang mencoba berkerumum mencari tahu apa yang terjadi. Jalanan menjadi sangat macet. Beberapa menit setelah itu, .... api yang sangat besar keluar dari sisi mesin mobil. Orang-orang berhamburan takut akan terjadi ledakan yang lebih dasyat lagi. Penduduk setempat mencoba memadamkan api dengan sisa-sisa air yang ada. Aduh,... kenapa harus ada mati air. Api tak kunjung mati karena sedikitnya zat untuk memadamkan.

Seorang saksi kejadian telah menelpon pihak pemadam kebakaran. “Oke,.. sebentar lagi kita akan sampai pada posisi kejadian!” kata sang pemadam. Setelah dinanti-nanti tak kunjung datang,... para penduduk mulai resah. Selain membahayakan pengguna jalan lain. Hal ini menyebabkan kemacetan total jalan menuju kota Husein. Merekapun mencoba berinisiatif menggunakan caranya masing-masing

Sesaat kemudian datang juga mobil pemadam kebakaran. “Ha Huwal Muntadhar” celetuk seorang pedagang asongan. Alhamdulilah api dapat dipadamkan, walau mobil telah tidak berbentuk layaknya kendaraan. Hancur termakan api yang begitu ganasnya serta cuaca yang begitu panasnya.


No comments: