Monday, April 28, 2008

Memoar Dakwah 1 "Kebaikan Tak Selalu Diterima Dengan Baik"

Mengajak kepada kebaikan merupakan tugas semua orang. Namun tak selamanya maksud baik yang kita sampaikan selalu diterima dengan baik pula. Hal ini merupakan hal yang lumrah ketika kita dihadapkan dengan realita medan dakwah yang semakin komplek.

Dalam mendakwahkan sesuatu tentunya kita perlu memperhaikan ‘aqliyyatul mukhatabĂ®n, yaitu watak serta karakter pemikiran orang yang kita ajak. Jangan serta merta kita memaksakan pemikiran yang kita punya (walaupun itu benar dari sudut pandang kita) kepada mereka. Kalau dipaksakan, niscaya kebaikan yang kita paksakan akan tidak diterima dengan baik. Sayang, kan!

Aku diantaranya. Sekitar 3,5 tahun yang lalu, ketika masih berusia 18 tahun, aku sempat diajak oleh Bapak untuk berjalan-jalan ke beberapa masjid di kota. Memang terkesan agak aneh. Dari sini saya bisa menyimpulkan bahwa Bapak ingin menyampaikan bahwa kondisi masyarakat sangat komplek. Kita tak mungkin terlalu idealis dengan prinsip kita. Takutnya ketika idealisme kita dibenturkan dengan realita justru akan terbalik 180 derajat.

Waktu itu masih dalam bulan Ramadhan. Dzikir bergema dimana-mana, tilawah al-Qur’an dikumandangkan, kuliah-kuliah agama mulai digalakkan. Sampailah perjalananku pada sebuah mesjid “A”. Katakan saja begitu. Setelah genap menyelesaikan Shalat Tarawih, tiba-tiba Bapak berbisik supaya aku maju ke mimbar untuk menyampaikan mauidhah hasanah. Sepontan aku kaget. Baru sekarang aku mendapat tugas dadakan. Tanpa pikir manjang, akupun segera menuju mimbar. Seluruh pandangan tertuju padaku. Wow,... laksana artis saja! Aku mantapkan hatiku untuk menyampaikan segala yang ada dibenakku.

Aku mulai pembahasan dengan memaparkan banyak hal tentang politik internasional dalam hal ini hubunganya dengan Islam dan agama-agama lain. Lumayan komprehensif materi yang aku sampaikan. Dari situ aku banyak menyinggung tentang politik Amerika Serikat dalam upaya menduduki negara Afganistan. Dalam analisa tersebut sempat aku singgung beberapa hal tentang kristenisasi.

Setelah usai menyampaikan materi, aku segera turun menemui Bapak. Seusai shalat witir tiba-tiba aku diajak berdialog dengan Bapak dan beberapa pemuka agama di sekitar mesjid. Aku banyak mendapatkan masukan. Sungguh pengalaman yang sangat berharga. Mereka sangat salut dengan materi yang aku sampaikan, cuman ada beberapa yang sempat menjadi catatan-catatan penting. Hal ini tak mungkin aku lupakan. Aku dihujani kritik bahwa materi yang aku sampaikan terlalu berat. Kalau seukuran jama’an disini layaknya mendapatkan ceramah tentang adzab kubur, neraka, surga,dll. Dan juga aku sempat menyinggun beberapa persoalan tentang kristenisasi. Padahal banyak dari para jama’ah yang masih baru memeluk Islam (muallaf). Tentunya hal-hal semacam itu jangan diekspos kepada mereka dulu. Mukaku memerah. Mereka tidak memarahiku, namun sungguh aku mendapatkan pelajaran yang amat berharga. Thank's buat Bapak.

No comments: