Wednesday, November 07, 2007

Indonesia Menunggu

Detik-detik penantian semakin mendekat. Barang kali seluruh isi benak para masisir saat ini berada dalam kegudahan. Antara harapan dan cemas ketika menunggu turunnya nilai ujian. Apa yang kita lakukan selama setahun akan diberikan justice pada hari itu.

Waktu berjalan begitu cepatnya. Bagi teman-teman mahasiwa tingkat akhir tak terasa pelabuhan telah semakin mendekat. Apakah tahun ini ia harus segera melanjutkan labuhan atau justru harus tetap mengarungi luasnya laut merah? Al-Qâhirah, fa in lam taqharha qaharatka, begitu ungkap para pendahulu kita.

Control Natijah merupakan hal yang sangat penting bagi mereka yang berada di tingkat akhir. Selain dapat mengetahui nilai kita lebih dini, kita juga bisa mempersiapkan lebih maksimal manakala beberapa matakuliah ada yang harus kita ulang pada ujian Tasfiyah. Pun juga bagi mereka yang akan menjadi tenaga musiman haji.

Alhamdulillah, jika ternyata hasil yang kita dapatkan sungguh memuaskan. Najah merupakan karunia Allah yang sungguh tak terukur. Namun dibalik semua kegembiraan ini, muncul tanda tanya dalam diri kita. Apa yang harus saya lakukan setelah lulus dari Universitas al-Azhar ini? Ada sesuatu hal besar yang perlu kita rencanakan. Jangan terlena dengan kesuksesan yang baru saja anda capai. La budda min takhthit, Kama qâla al-Waqtu ka saif in lam taqtha’hu qatha’aka.

Pernahkah anda coba review kembali akan tujuan serta misi belajar anda di sini? Sudahkah semua yang kita angan dan citakan tergapai? Dari sini anda akan menemukan sebuah jawaban. Tidak sama sekali! Jawaban yang cukup radikal nampaknya. Dengan mengetahui sisi kelemahan diri, anda akan terdorong untuk lebih maju serta meningkatkan diri.

Ingat, Indonesia menunggu anda. Jangan terlalu larut dalam penyesalan. Kepulangan merupakan bagian dari kepergian kita menuntut ilmu di sini. “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (QS. At-Taubah; 122). Dalam hal ini anda adalah ulama yang mengembang misi dakwah dan sebagai transformator of knowledge.

Beban yang berada di pundak anda sungguh amat berat. Harapan yang diberikan masyarakat kepada kita sungguh sangat tinggi. Apakah dengan pengetahuan yang pas-pasan ini kita akan siap bertempur di medan laga. Atau justru kita akan jadi bahan tertawaan masyarakat, ketika mereka membandingkan kita dengan lulusan-lulusan IAIN.

Dalam mempersiapkan kepulangan tentunya kita perlu mengagendakannya dengan matang. Diantara yang perlu dipersiapkan yaitu;

1. Perbekali diri anda dengan terus mentela’ah bahan-bahan yang sekiranya akan sangat dibutuhkan di Indonesia kelak. Masyarakat tidak akan pernah menanyakan anda belajar pada jurusan apa? Proporsionalismepun juga sangat penting dalam dalam kita menyampaikan bahan-bahan yang telah dipelajari. Tidak semua yang ada disini dapat diterapkan di sana kelak. Dengan kata lain kita perlu realistis.

2. Mengumpulkan referensi-referensi yang sekiranya akan sulit anda temukan di sana kelak. Referensi yang ada bisa berupa buku-buku, data-data eloktronik, dsb. Semuanya itu akan sangat dibutuhkan manakala kita menghadapi masyarakat dengan segenap problematikanya yang sangat komplek.


3. Selesaikan seluruh urusan anda di sini. Baik urusan berupa administrasi, pengambilan ijazah, atapun urusan-urusan yang berupa hutang, tugas, dsd.


4. Persiapkan oleh-oleh atau cindera mata untuk keluarga dan kerabat anda.


5. Buatlah planning setibanya anda berada di Indonesia apa yang segera harus dilakukan, tentunya kita perlu memperhatikan scala prioritas. Misal; mendaftar di S2, ikut test PNS, kerja, menikah, dsb. Tentunya hal diatas tergantung dengan kondisi sosio masyarakat kita.


6. Jangan lupa beli tiket pesawat.

Bagaimanapun Indonesia bagian dari diri kita. Sejauh manapun kita pergi tentu kita akan kembali. Selamat dan sukses menjalankan misi dakwah di tanah air.

(M.Fuad Al Amin)

No comments: